Rabu, 03 Februari 2010

Menyibak Tabir Evolusi

Gagasan bahwa kehidupan adalah hasil peristiwa tak disengaja dan tanpa tujuan adalah sebuah mitos abad ke-19. Dilihat dari tingkat pemahaman ilmu pengetahuan yang masih terbelakang di masa itu, para evolusionis beranggapan bahwa kehidupan sangatlah "sederhana".

Terdapat lebih dari satu juta spesies makhluk hidup yang menghuni bumi. Bagaimana beragam spesies dengan keseluruhan ciri yang sama sekali berbeda dan rancangan sempurna ini muncul menjadi ada? Setiap orang yang menggunakan akalnya akan memahami bahwa kehidupan adalah karya penciptaan sempurna yang tiada tara.

Tetapi, teori evolusi menolak kebenaran yang jelas ini. Menurutnya, semua spesies di bumi berevolusi dari satu spesies ke spesies lain melalui berbagai peristiwa yang terjadi secara acak.

Orang pertama yang mempelajari masalah evolusi secara mendalam - sebuah gagasan yang berasal dari bangsa Yunani Kuno - adalah biologiwan Prancis, Jean Baptist Lamarck. Teori Lamarck, yang dikemukakan di awal abad ke-19, menyebutkan bahwa "makhluk hidup mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup ke generasi berikutnya". Misalnya, dalam pandangan Lamarck, jerapah telah berevolusi dari binatang sejenis kijang yang memanjangkan leher terus-menerus saat berusaha mendapatkan makanan di dahan pohon yang lebih tinggi. Namun, kemunculan ilmu genetika telah menguburkan teori Lamarck sekali dan untuk selamanya.

KESULITAN DARWIN

Charles Darwin, seorang naturalis amatir, mengemukakan teori dalam bukunya: "The origin of species" yang terbit pada tahun 1859. Ia mengakui banyak permasalahan yang tak dapat ia jelaskan dalam bab "Difficulties On Theory". Ia berharap beragam permasalahan ini akan terpecahkan di masa mendatang. Namun, pada kenyataannya harapan ini tidak pernah terwujud.

0 komentar:

Posting Komentar